Pages

Tahu lebih jauh mengenai wawancara sebelum meghadapinnya

13 Desember, 2009


Wawancara kerja adalah percakapan formal dan mendalam yang dilakukan pihak pelamar dan pewawancara. Pada tahap ini pewawancara berusaha mendapatkan jawaban tentang dua hal yaitu dapatkah pelamar melaksanakan pekerjaan dan bagaimana kemampuan pelamar dibandingkan dengan pelamar-pelamar lainnya.
Wawancara memiliki fleksibilitas tinggi, karena dapat diterapkan semua calon pegawai karyawan manajerial maupun operasional, berketerampilan rendah maupun berketerampilan tinggi. Teknik ini juga memungkinkan pertukaran informasi dua arah dan proses terjadinnya kontak langsung antara calon pegawai dengan pewawancara. Kedua belah pihak pun telah mempersiapkan sebaik mungkin hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan yang ditawarkan.
Namun demikian teknik wawancara memiliki kelemahan, karena subyektifitas pada wawancara sangat tinggi Sehingga sering menimbulkan masalah yaitu :

1.  Bias Personal Kesalahan yang diakibatkan prasangka pribadi pewawancara terhadap kelompok-kelompok tertentu.
Sikap pewawancara yang like or dislike terhadap pelamar menyebabkan terjadinnya kesalahan di dalam menyimpulan hasil wawancara. Sebagai contoh, seorang pewawancara mungkin ia tidak menyukai suatu suku tertentu, dan kebutuhan orang yang diwawancara itu berasal dari suku yang tidak disukainnya itu. 

2.   Halo Effect Hallo Effect adalah suatu istilah untuk kesalahan pengambilan keputusan akibat perilaku atau penampilan pelamar saat wawancara berkesan baik.
Kesalahan ini terjadi karena informasi tentang pelamar yang digunakan sangat terbatas. Kelebihan pelamar dalam penampilan atau tata karma akan berkesan baik pada pewawancara. Begitu besarnya kesan yang tertanam dalm jiwa pewawancara, sehingga kesalahan pelamar di dalam menjawab menjadi terabaikan.
Contoh : pelamar yang berpakaian rapi dan berpenampilan menarik (termasuk cantik dan tampan) dan bertata krama sopan akan diperlukan sebagai calon unggul sebelum wawancara dimulai.

3.   Horn Effect Horn Effect adalah kebalikan dari Hallo Effect, yaitu kesalahan yang diakibatkan oleh kesan negatif yang diberikan pelamar pada saat sesi wawancara.
Contoh : Seorang pelamar menggunakan blue jeans atau mengenakan pakaian santai dianggap bersikap kurang sopan dan kurang menghargai pewawancar. Kesan buruk tersebut dapat menyebabkan calon tersebut tidak akan diunggulka sebagai calon terpilih.

4.     Pertanyaan – pertanyaan menuntun (Leading Question) Kesalahan ini akibat pertanyaan yang diajukan pewawancara bersifat menuntun (tertutup_. Pada gilirannya model pertanyaan ini menyulitkan pelamar untuk mengekspresikan jawabannya.
Contoh :
- Apakah Saudara menyenangi pekerjaan yang ditawarkan?
- Setujukah Saudara bahwa keuntungan perusahaan adalah hal yang utama?

5.   Dominasi Pewawancara Kesalahan ini akibat pewawancara menggunakan waktu wawancara untuk percakapan sosial atau membanggakan kehebatannya.
Misalnya, penggunaan waktu oleh pewawancara untuk menceritakan rencana-rencana pribadinnya di dalam mengembanghkan perusahaan atau menggunakan waktu untuk menceritakan betapa pentingnya posisinya sebagai pewawancara yang akan menentukan kelulusan pelamar.

Meskipun demikian teknik wawancara tetap menjadi teknik yang sering digunakan untuk mendaatkan calon pegawai yang qualified.



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 comments:

Posting Komentar